-->


Sekilas "The Siswanto Institute" "The Siswanto Institute" ini sebagai tempat kajian, curah rasa dan pemikiran, wahana urun rembug dan berbagi praktik baik. Memuat isue strategis aktual dan faktual, baik lingkup nasional, regional, maupun global. Berhubungan dengan dunia Pendidikan, Politik, Agama, Sains dan Teknologi, Pembelajaran, Bisnis-Kewirausahaan, Opini, Merdeka Belajar dan pernak-perniknya. Pembahasan dan informasi terutama dalam Pendidikan Vokasi-SMK dan contain lainnya. Selamat berbagi dan menikmati sajian kami. Menerima masukan, kritik, sumbangsih tulisan artikel dan pemikiran, semoga bermanfaat.

Buat Sekolah Kok Se-Enaknya, Seperti apa Sekolah Kehidupan?

- June 07, 2025
advertise here
advertise here

Buat Sekolah Kok Se-Enaknya, Seperti apa Sekolah Kehidupan?

Sepertinya kecendrungan setiap kementrian (K/L) "inginya" punya sekolah /PT sendiri..Bahkan sebagian K/L sudah mempunyai sekolah/PT sendiri-sendiri. Namun pendanaan diambil dari anggaran 20% seperti dalam amanat UUD Sisdiknas. Dimana selama ini alokasi tersebut masih dirasa belum cukup ideal dalam sistem pembiayaan pendidikan di Indonesia, khususnya di kementrian Pendidikan apalagi jika berbagi dengan kementrian lain.

Apakah ini salah satu bentuk kegagalan sekolah yang dikelola "Kementrian Pendidikan (Dasmen)"? beberapa waktu lalu Diktisaintek juga akan berencana Sekolah Garuda (SG), dengan konsep dan alasan yang kurang lebih sama dengan SR. Kemendiktisaintek akan mendirikan /mengelola SG, artinya apa? apakah kurang baikah lulusan SMA saat ini? belum memenuhikah standard Kemdiktisaintek? atau sekedar untu memenuhi legacy pemerintah baru? Wallhu'alam.

Yang membawahi SMA kok diam saja. Bagaimana dengan nasib MA, SMK, Paket C, Kedepannya?

"Sekolah kehidupan" 

Tak perlu sekolah dan tiadanya sekolah, "tak perlu sekolah dan tiadanya sekolah; sesungguhnya itulah sekolah itu sendiri; karena sekolah bisa dimana saja, kapan saja dengan siapa saja. Itulah sekolah kehidupan"

Sekolah kehidupan mengajarkan kita tentang nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalani hidup dengan baik. Ini bisa diperoleh melalui pengalaman, interaksi dengan orang lain, dan refleksi diri.

Kalimat tersebut juga menekankan bahwa sekolah kehidupan tidak terbatas pada waktu dan tempat tertentu. Kita bisa belajar dan tumbuh kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja.

Ini adalah beberapa poin penting dari kalimat tersebut:

1. Sekolah kehidupan tidak terbatas pada bangunan fisik: Sekolah kehidupan bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di dalam kelas.

2. Sekolah kehidupan adalah proses belajar sepanjang hidup: Kita bisa belajar dan tumbuh sepanjang hidup kita, tidak hanya selama masa sekolah formal.

3. Sekolah kehidupan mengajarkan nilai-nilai dan keterampilan: Sekolah kehidupan mengajarkan kita tentang nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalani hidup dengan baik.

4. Sekolah kehidupan bisa terjadi dengan siapa saja: Kita bisa belajar dan tumbuh dengan orang-orang di sekitar kita, tidak hanya dengan guru atau dosen.



Advertisement advertise here

Promo Buku

Promo Buku
Bunga Rampai Pemikiran Pendidikan

Supervisi Pendidikan

Pengembangan Kebijakan Pendidikan

Logo TSI

Logo TSI
Logo The Siswanto Institue
 

Start typing and press Enter to search