-->


Sekilas "The Siswanto Institute" "The Siswanto Institute" ini sebagai tempat kajian, curah rasa dan pemikiran, wahana urun rembug dan berbagi praktik baik. Memuat isue strategis aktual dan faktual, baik lingkup nasional, regional, maupun global. Berhubungan dengan dunia Pendidikan, Politik, Agama, Sains dan Teknologi, Pembelajaran, Bisnis-Kewirausahaan, Opini, Merdeka Belajar dan pernak-perniknya. Pembahasan dan informasi terutama dalam Pendidikan Vokasi-SMK dan contain lainnya. Selamat berbagi dan menikmati sajian kami. Menerima masukan, kritik, sumbangsih tulisan artikel dan pemikiran, semoga bermanfaat.

Beberapa Hal yang Membedakan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 13

- April 21, 2023
advertise here
advertise here



Beberapa Hal yang Membedakan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 13
Oleh : Edy Siswanto


Beberapa hal jika dicermati, ada yang membedakan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 13. Seperti kita ketahui selama pandemi Covid-19 pembelajaran mengalami learning loss atau ketertinggalan, sehingga dibentuk Kurikulum Merdeka sebagai upaya pemulihan pembelajaran yang berciri khas lebih sederhana dan fleksibel. Pada implementasinya, akan lebih fokus pada materi yang mendasar, pengembangan karakter, dan kompetensi murid. Kurikulum ini (sebelumnya disebut sebagai Kurikulum Prototipe) telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pada tanggal 11 Februari 2022.

Kurikulum merdeka menjunjung konsep merdeka belajar, yaitu memberikan kebebasan dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah sehingga siswa bisa lebih mendalami minat dan bakatnya masing- masing. Kurikulum ini telah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak dan disarankan untuk mulai digunakan pada tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA. Untuk implementasinya dilaksanakan secara bertahap menyesuaikan kesiapan masing- masing sekolah.

Kurikulum merdeka memiliki karakteristik :

Pertama, mengutamakan pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter siswa sesuai profil pelajar Pancasila. Berfokus pada materi esensial sehingga terdapat waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

Kedua, memberikan ruang kepada guru untuk menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan kemampuan peserta didik, dan dengan konteks dan muatan lokal.

Ketiga, kurikulum merdeka merupakan kurikulum penyederhanaan dari kurikulum sebelumnya. Terdapat beberapa perbedaan yang mencolok pada jenjang SD, SMP, dan SMA yaitu: Pada kerangka dasar,  Kurikulum merdeka menambahkan pengembangan profil pelajar Pancasila pada peserta didik, pada K13 rancangan landasan utamanya yaitu tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan saja.

Keempat, pada kurikulum merdeka ini pemerintah menyediakan perangkat ajar tambahan berupa contoh-contoh modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan contoh kurikulum operasional satuan pendidikan.

Lalu apa perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka?
Pertama, K13 menerapkan Jam Pelajaran (JP) yang diatur perminggu, sedangkan kurikulum. merdeka menerapkan Jam Pelajaran (JP) diatur pertahun.

Kedua, K13 mengatur alokasi waktu pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setiap semester, sedangkan di kur. merdeka dapat mengatur alokasi waktu pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai jam pelajaran (JP) yang telah ditetapkan. 

Ketiga, K13 lebih menguatkan pelaksanaan penilaian autentik pada setiap mata pelajaran, sedangkan pada kur. merdeka yaitu menguatkan pelaksanaan penilaian autentik terutama dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Keempat, K13 menerapkan sistem penilaian dibagi menjadi 3, yaitu penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada kur. merdeka tidak ada pemisahan diantara 3 ranah penilaian tersebut.

Pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Pada K13 di SD, mata pelajaran IPA dan IPS terpisah, sedangkan pada kurikulum merdeka digabung menjadi satu mata pelajaran menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).

Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), mata pelajaran informatika bersifat pilihan, namun di kurikulum merdeka dianggap wajib.

Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), peserta didik baru harus memilih jurusan sementara baik itu IPA, IPS, dll. Pada kur. merdeka, pemilihan jurusan dimulai ketika peserta didik menginjak kelas 11 dengan konsultasi bersama wali kelas, atau guru BK, dan orang tua peserta didik. Di kelas X peserta didik mempelajari mata pelajaran umum (belum ada mata pelajaran pilihan).

Tentunya masih banyak lagi perbedaan diantara kedua kurikulum tersebut, yaitu terletak pada kerangka dasar, kompetensi yang dituju, struktur kurikulum, pembelajaran, penilaian, perangkat ajar, dan perangkat kurikulum. Pada intinya kurikulum merdeka lebih sederhana dan lebih menyesuaikan pada peserta didik.

Lalu penerapan kurikulum merdeka secara spesifik pada jenjang SMK?? Nantikan tulisan berikutnya ya gaes..sabar boss..



Advertisement advertise here

Promo Buku

Promo Buku
Bunga Rampai Pemikiran Pendidikan

Supervisi Pendidikan

Pengembangan Kebijakan Pendidikan

Logo TSI

Logo TSI
Logo The Siswanto Institue
 

Start typing and press Enter to search