Cara Bicara Benar Tanpa Bikin Orang Tersinggung
(Seni Berbicara Halus di Era Digital)
Pernah nggak sih, kamu ngobrol sama seseorang, tiba-tiba ekspresinya berubah? Kamu bingung, apa yang salah? Padahal niatmu baik, tapi ujung-ujungnya malah bikin orang tersinggung. Di zaman sekarang, di mana orang mudah tersulut emosi karena medsos dan kesibukan yang tinggi, bicara benar saja nggak cukup. Harus pintar memilih kata.
Ambil contoh kisah Rina. Dia anak marketing yang jago presentasi, tapi sering dibilang "keterlaluan" sama rekan kerjanya. Pas dicek, ternyata Rina suka bilang, "Ini salah sih, harusnya gini…" langsung frontal. Padahal maksudnya membantu, tapi cara bicaranya bikin orang merasa diserang. Akhirnya, Rina belajar teknik soft speaking : "mengkritik tanpa menyakiti".
Pertama, ganti kata "salah" dengan "mungkin bisa dicoba cara lain…". Kedua, pakai sandwich feedback : selipkan kritik di antara pujian. Misal, "Wah, ide kreatif banget! Kalau bagian ini disesuaikan mungkin lebih oke. Overall, keren kok!" Hasilnya? Rekan kerja Rina sekarang lebih terbuka, karena mereka nggak merasa dihakimi.
Lalu ada Dito, yang sering ribut sama pacarnya karena kebiasaan ghosting atau bales chat seenaknya. Pacarnya protes, "Kamu nggak peduli ya?" Dito malah balik nyerang, "Aku sibuk, kamu drama terus!" Padahal, kalau Dito bilang, "Maaf, tadi lagi fokus kerja. Aku sayang kamu, kok," situasinya nggak bakal panas.
Di era sekarang, orang makin peka dengan kata-kata. Salah bicara sedikit, bisa jadi bahan screenshot dan viral. Makin penting buat kita bijak memilih diksi. Bukan berarti tidak jujur, tapi menyampaikan kebenaran dengan empati.
Jadi, kalau mau bicara benar tanpa bikin orang tersinggung, ingat tiga jurus ini:
1. Ganti kata negatif dengan alternatif yang lebih halus.
2. Selipkan apresiasi sebelum memberi masukan.
3. Bayangkan diri kamu di posisi lawan bicara—apa yang ingin kamu dengar?
Dengan begitu, obrolan nggak cuma clear, tapi juga cool. Kamu tetap bisa jujur, tapi hubungan tetap harmonis. So, next time sebelum bicara, tarik napas dulu. Pilih kata-kata yang membangun, bukan yang melukai. Karena di dunia yang sudah penuh dengan konflik, jadi peacemaker itu keren banget.#BHRDN
Direfensi dari Media Sosial
