-->


Sekilas "The Siswanto Institute" "The Siswanto Institute" ini sebagai tempat kajian, curah rasa dan pemikiran, wahana urun rembug dan berbagi praktik baik. Memuat isue strategis aktual dan faktual, baik lingkup nasional, regional, maupun global. Berhubungan dengan dunia Pendidikan, Politik, Agama, Sains dan Teknologi, Pembelajaran, Bisnis-Kewirausahaan, Opini, Merdeka Belajar dan pernak-perniknya. Pembahasan dan informasi terutama dalam Pendidikan Vokasi-SMK dan contain lainnya. Selamat berbagi dan menikmati sajian kami. Menerima masukan, kritik, sumbangsih tulisan artikel dan pemikiran, semoga bermanfaat.

Beda dengan Wamennya; Fahri Buka Borok Menteri Maruar, Program Tiga Juta Rumah Masih Nol

- August 15, 2025
advertise here
advertise here

Beda dengan Wamennya; Fahri Buka Borok Menteri Maruar, 

Program Tiga Juta Rumah Masih Nol

Semarang - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah buka-bukaan soal Program 3 Juta Rumah yang belum membuahkan hasil hingga saat ini. Program 3 Juta Rumah sendiri terdiri dari pembangunan dan renovasi rumah, namun hingga saat ini dirasa sulit untuk mencapai target tersebut.

Dalam rapat koordinasi bersama Kementerian Koordinator bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan (IPK), Fahri mengaku sudah meminta maaf kepada Menteri Koordinator IPK Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait progres Kementerian PKP.

"Tadi saya minta maaf, saya laporkan tadi itu karena untuk renovasi kan masih nol, penataan kawasan kan masih nol, PSU masih nol gitu. Kita ini nampak sibuk ngurus CSR, ngurus macam-macam padahal itu bukan KPI kita," katanya di Kemenko IPK, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Menurutnya salah satu yang menjadi key performance indicator (KPI) dari Kementerian PKP adalah renovasi rumah yang akan dilakukan melalui program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS). Saat ini masih belum ada progres lantaran aturannya baru terbit.

Fahri bahkan pesimis program tersebut bisa dilaksanakan dalam waktu dekat karena aturannya masih terbilang baru. Selain itu juga belum ada petunjuk teknis dan sosialisasi kepada masyarakat.

"Ya kita usahakan lah (pelaksanaan BSPS), tapi saya terus terang saja karena ini adalah anggaran yang harusnya mulai Januari bisa dieksekusi sampai sekarang belum jalan ya. Saya minta maaf tadi, saya bilang ini memang KPI inti kita belum," jelasnya.

Terkait dengan penyediaan rumah subsidi melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), menurut Fahri itu merupakan tugas dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk menyalurkannya, bukan tugas dari Kementerian PKP. Ditambah lagi, anggaran untuk rumah subsidi berasal dari Kementerian Keuangan, bukan dari Kementerian PKP. Maka dari itu, harusnya FLPP tidak bisa masuk dalam KPI Kementerian PKP.

"Tapera itu kan institusi di luar kita. Kok kayak dia yang dominan, kayak FLPP segala-galanya loh. FLPP itu kan di luar kita" tuturnya. Fahri kembali menegaskan bahwa Program 3 Juta Rumah masih belum ada progres berdasarkan anggaran tahun 2025.

"Untuk tahun ini per budget kita, belum (ada progres). Itu yang saya tadi minta maaf. Untuk tahun ini belum," ujarnya. Fahri mengungkapkan Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono akan mengevaluasi soal pelaksanaan APBN. "Tadi Menko akan mengevaluasi agak dalam soal pelaksanaan APBN karena memang itu kan tugas Menko," ungkapnya.

Untuk tahun depan, kata Fahri, Program BSPS ditargetkan untuk 2 juta unit rumah dengan anggaran Rp 43,6 triliun dan nantinya juga akan subsidi tanah. Fahri mengusulkan semua tanah milik pemerintah yang bisa dibangun hunian itu bisa digunakan, contohnya pada kawasan sempadan sungai.

"Kita mundur 25-30 meter lalu dibangun rumahnya dihadapkan ke sungai, nggak boleh lagi ada saluran pembuangan ke sungai. Naik misalnya 3-5 tingkat, bersih sungainya. Tanah ada, sungai bersih, tanah murah dapat, sungainya bersih, kotanya indah. Itu hal-hal yang merupakan skema lanjutan nanti di luar yang 2 juta BSPS," tuturnya

Merespons penilaian wakilnya, Menteri PKP Maruarar Sirait meminta wakilnya memeriksa data kembali. Meski demikian, sosok yang akrab disapa Ara itu tak menjelaskan detail data apa yang harus diperhatikan terkait indikator capaian tersebut.

“Lihat datanya aja, datanya kan sudah disampaikan,” kata sosok yang akrab disapa Ara itu ketika ditemui di Kantor InJourney, Jakarta Pusat pada Kamis (14/8). Maruar menyebut indikator salah satu capaian kinerja Kementerian PKP yaitu realisasi program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). “Iya dong (FLPP masuk), lihat datanya aja,” lanjut Ara.

Advertisement advertise here

Promo Buku

Promo Buku
Bunga Rampai Pemikiran Pendidikan

Supervisi Pendidikan

Pengembangan Kebijakan Pendidikan

Logo TSI

Logo TSI
Logo The Siswanto Institue
 

Start typing and press Enter to search