Orang Dikenang Bukan Karena yang Dimiliki, Namun yang DIberikan
Oleh : Dr. Bahrodin
Warisan sejati manusia tidak terletak pada harta atau jabatan yang pernah dikumpulkan, melainkan pada jejak kebaikan yang ditinggalkan. Harta benda bisa hilang, kekuasaan bisa berganti, dan popularitas bisa pudar, tetapi tindakan memberi—baik berupa ilmu, tenaga, waktu, maupun kasih sayang—akan melekat dalam ingatan orang lain. Inilah yang membuat kehidupan seseorang berarti, bahkan setelah ia tiada.
Kita sering terjebak pada ambisi untuk memiliki sebanyak mungkin, seakan-akan kepemilikan materi adalah tolok ukur keberhasilan hidup. Padahal, orang jarang mengingat berapa banyak rumah, mobil, atau kekayaan yang dimiliki seseorang. Yang lebih membekas adalah bagaimana ia menggunakan apa yang dimiliki untuk memberi manfaat. Guru yang sabar menanamkan ilmu, pemimpin yang tulus mengutamakan rakyat, atau sahabat yang setia hadir di masa sulit—merekalah yang dikenang bukan karena status atau harta, melainkan karena pengorbanan dan ketulusan yang diberikan.
Fisher mengajak kita untuk menata ulang prioritas hidup: apakah kita hanya sibuk menimbun untuk diri sendiri, ataukah kita belajar berbagi agar hidup menjadi lebih bermakna? Memberi bukan berarti harus selalu dalam bentuk materi; perhatian, nasihat, doa, bahkan sekadar senyum pun bisa menjadi pemberian yang berarti. Ketika kita rela berbagi, kita sesungguhnya sedang memperluas keberadaan diri kita di hati orang lain. Dan ketika kelak nama kita dikenang, bukan angka kekayaan yang dibicarakan, melainkan kontribusi yang telah kita taburkan untuk kehidupan bersama.#ES
Direfensi dari Media Sosial
