Oleh : Dr. Bahrodin
Kecerdasan dan kebijaksanaan sering kali dianggap sebagai dua hal yang sama, padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Kecerdasan seseorang biasanya tampak dari kemampuannya menjawab suatu persoalan dengan tepat, cepat, dan logis. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa ia mampu mengolah informasi, memahami masalah, dan menguraikan solusi yang sesuai. Namun, kecerdasan saja belum cukup, sebab dunia ini tidak hanya menuntut jawaban, melainkan juga pemahaman yang lebih dalam terhadap esensi kehidupan.
Kebijaksanaan justru lebih sering terlihat dari jenis pertanyaan yang diajukan seseorang. Pertanyaan mencerminkan bagaimana seseorang memandang persoalan, seberapa jauh ia mau menggali kebenaran, serta bagaimana ia mencoba memahami kehidupan dari sudut yang berbeda. Pertanyaan yang bijak tidak sekadar mencari jawaban instan, melainkan mengundang renungan yang lebih dalam. Dengan bertanya secara tepat, seseorang dapat membuka pintu pemahaman baru yang bahkan melampaui jawaban yang ada di depannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang cerdas bisa saja memenangkan perdebatan dengan argumentasi yang kuat, tetapi orang bijak akan lebih memilih untuk mengajukan pertanyaan yang membuat semua orang berpikir. Pertanyaan bijak mampu mendorong refleksi, menyentuh kesadaran, bahkan memantik perubahan dalam cara berpikir orang lain. Di sinilah letak nilai sejati kebijaksanaan: ia tidak berhenti pada jawaban, melainkan terus mendorong pencarian makna yang lebih dalam.
Dengan demikian, kecerdasan dan kebijaksanaan harus berjalan beriringan. Kecerdasan dibutuhkan untuk menyusun jawaban yang benar, tetapi kebijaksanaan dibutuhkan untuk memastikan bahwa jawaban tersebut benar-benar membawa manfaat bagi kehidupan. Pertanyaan yang bijak akan melahirkan jawaban yang cerdas, dan jawaban yang cerdas akan semakin bernilai bila dituntun oleh kebijaksanaan. Itulah keseimbangan yang menjadi tanda kematangan seorang manusia.#ES
Direfensi dari Media Sosial