-->


Sekilas "The Siswanto Institute" "The Siswanto Institute" ini sebagai tempat kajian, curah rasa dan pemikiran, wahana urun rembug dan berbagi praktik baik. Memuat isue strategis aktual dan faktual, baik lingkup nasional, regional, maupun global. Berhubungan dengan dunia Pendidikan, Politik, Agama, Sains dan Teknologi, Pembelajaran, Bisnis-Kewirausahaan, Opini, Merdeka Belajar dan pernak-perniknya. Pembahasan dan informasi terutama dalam Pendidikan Vokasi-SMK dan contain lainnya. Selamat berbagi dan menikmati sajian kami. Menerima masukan, kritik, sumbangsih tulisan artikel dan pemikiran, semoga bermanfaat.

Tujuh Strategi Mengajar Agar Siswa Fokus di Kelas

- September 18, 2025
advertise here
advertise here

 

Tujuh Strategi Mengajar Agar Siswa Fokus di Kelas

Oleh : Dr. Bahrodin


Hallo teman-teman guru hebat, hari ini mari kita cek tujuh strategi mengajar agar siswa fokus di kelas. 

Silahkan dicek! ✨

📍1. Mulai dengan Pembukaan yang Memancing Perhatian

Awal pembelajaran adalah momen krusial. Guru bisa memulai dengan pertanyaan sederhana namun memancing rasa penasaran, misalnya: “Pernahkah kalian membayangkan dunia tanpa listrik?” sebelum masuk ke pelajaran IPA. 

Bisa juga dengan cerita singkat, teka-teki, atau tayangan video pendek yang relevan. Pembukaan yang menarik membuat siswa merasa ada hal baru yang menunggu mereka, sehingga pikiran mereka lebih siap untuk fokus.

📍2. Gunakan Variasi Metode dan Media

Siswa akan cepat kehilangan fokus jika hanya mendengar ceramah panjang. Karena itu, guru perlu memadukan metode mengajar: kadang diskusi, kadang praktik langsung, kadang permainan edukatif. 

Misalnya dalam pelajaran Matematika, selain menjelaskan rumus, guru bisa memberikan kuis cepat berhadiah poin, atau meminta siswa menuliskan jawabannya di papan tulis secara bergantian. Dengan media yang berbeda—seperti gambar, video, atau bahkan simulasi—siswa merasa lebih tertarik dan tidak mudah bosan.

📍3. Ciptakan Aktivitas yang Membuat Siswa Bergerak

Duduk terlalu lama membuat siswa jenuh. Guru bisa memberi aktivitas singkat yang melibatkan gerakan, seperti gallery walk (siswa berkeliling membaca hasil kerja kelompok lain), atau permainan edukasi yang mengharuskan mereka berpindah tempat. 

Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, guru bisa menempelkan potongan kalimat di dinding kelas, lalu siswa harus menyusun kalimat tersebut menjadi paragraf. Aktivitas ini bukan hanya menjaga fokus, tetapi juga meningkatkan interaksi antar siswa.

📍4. Atur Ritme dan Waktu Belajar

Penjelasan materi sebaiknya tidak terlalu panjang dalam satu waktu. Bagi materi menjadi beberapa bagian, lalu sisipkan momen jeda, misalnya dengan tanya jawab, refleksi singkat, atau kuis ringan. 

Misalnya, setelah menjelaskan satu konsep IPA, guru bisa bertanya, “Siapa yang bisa memberi contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari?” Hal ini membuat siswa tidak merasa terbebani dan tetap terlibat sepanjang pelajaran.

📍5. Berikan Tantangan Kecil yang Membangkitkan Rasa Ingin Tahu

Siswa lebih mudah fokus ketika mereka merasa sedang menghadapi tantangan yang seru. Guru bisa membuat soal problem solving, studi kasus, atau teka-teki yang terkait dengan materi. 

Contohnya, saat belajar IPS, guru memberi kasus tentang “Bagaimana cara sebuah desa bisa berkembang menjadi kota?” lalu meminta siswa memberikan solusi berdasarkan pengetahuan mereka. Tantangan semacam ini membuat siswa berpikir aktif dan tidak sekadar pasif mendengarkan.

📍6. Berikan Apresiasi dan Penguatan Positif

Setiap usaha siswa untuk fokus dan berpartisipasi perlu diapresiasi. Apresiasi tidak harus selalu berupa hadiah, bisa juga berupa pujian tulus, senyuman, atau pengakuan di depan teman-temannya. 

Misalnya, ketika seorang siswa berani mencoba menjawab meski salah, guru bisa berkata, “Bagus sekali, kamu berani mencoba. Jawabanmu hampir benar, mari kita diskusikan bersama.” Dengan penguatan positif, siswa akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus fokus.

📍7. Bangun Hubungan yang Dekat dan Suasana Kelas yang Nyaman

Fokus siswa akan lebih mudah dijaga jika suasana kelas terasa aman, nyaman, dan menyenangkan. Guru perlu menunjukkan sikap ramah, terbuka, dan menghargai setiap pendapat siswa. Saat siswa merasa dihargai, mereka tidak segan untuk bertanya atau aktif dalam kegiatan. 

Contohnya, guru bisa menyisipkan humor ringan, mendengarkan keluh kesah siswa, atau menggunakan contoh sehari-hari yang dekat dengan kehidupan mereka. Suasana emosional yang positif membuat perhatian siswa tetap terjaga sepanjang pembelajaran.

👉 Dengan menerapkan ketujuh strategi ini, guru bukan hanya mengajar materi, tetapi juga mengelola energi dan perhatian siswa. Pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan bermakna, sehingga siswa dapat tetap fokus dari awal hingga akhir kelas. Bagaimana? Semoga bermanfaat ✨#ES


Advertisement advertise here
This Newest Prev Post

Promo Buku

Promo Buku
Bunga Rampai Pemikiran Pendidikan

Supervisi Pendidikan

Pengembangan Kebijakan Pendidikan

Logo TSI

Logo TSI
Logo The Siswanto Institue
 

Start typing and press Enter to search