Hari ini, Kamis, Tanggal 4 September 2025, malam harinya masuk tanggal 12 Rabiul Awal 1447 H. Dimana diperingati Hari Maulud Nabi Besar Muhammad SAW. SMKN 4 Kendal mengdakan tradisi Weh-wehan.
Weh-wehan adalah tradisi masyarakat di Kendal, Jawa Tengah, khusunya Kecamatan Kaliwungu, Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dengan cara saling berbagi dan bertukar makanan dan jajanan antar tetangga, teman, sedulur sebagai wujud rasa syukur.
Hal ini dilakukan seluruh siswa dan segenap dewan guru di SMKN 4 Kendal. Dengan membawa segala macam jenis makan untuk ditukar dengan makanan lain temannya. Dimakan bersama dengan sangat senang dan antusias.
Menurut Edy Siswanto, Guru SMKN 4 Kendal, Saat membuka acara dengan doa dan tausiyahnya. Maksud dan tujuan Weh-wehan bagus dan mulia. Sebagai sarana pendidikan untuk mengajarkan rasa cinta Rasul kepada anak dan semangat sodaqoh. Selain itu dapat pula sebagai sarana menanamkan rasa kepedulian sosial pada anak terhadap orang yang lebih tua. Tradisi weh-wehan membawa pengaruh tersendiri pada masyarakat Kaliwungu, baik dari segi aqidah dan maupun sosialnya.
"Tradisi ini juga diwarnai dengan jenis jajanan khas kaliwungu "Sumpil", Makanan khas Kaliwungu yang berbentuk tiga sisi ini memiliki makna bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pembawa ajaran Islam yang memiliki tiga aspek: keyakinan, syariat, dan akhlak, tuturnya".
Menurutnya, ada beberapa manfaat Tradisi Weh-wehan adalah :
1. Weh-wehan mengandung "Nilai sosial yang tinggi", seperti ukhuwah islamiyah, rasa saling menghargai, dan penguatan silaturahim. Mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan antar warga baik Muslim maupun non-Muslim, yang hidup berdampingan dengan rukun dan toleran.
2. Weh-wehan mengandung nilai "Tepo Sliro", Saling Menghormati, Mengajarkan sikap saling menghargai, terutama yang lebih muda terhadap yang lebih tua, dan sebaliknya.
3. Weh-wehan mengandung nilai "Sedekah dan Peduli Sesama", Mendorong masyarakat untuk gemar bersedekah dan menunjukkan sikap peduli stolong-menolong. sesama.
Tradisi weh-wehan ini, menjadi unsur kebudayaan yang tak dapat lepas dari kehidupan manusia. Hampir dari semua tindakan manusia merupakan hasil dari kebudayaan. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut biasanya dengan cara belajar, seperti melalui proses internalisasi, sosialisasi dan akulturasi budaya.
Sebagai umat muslim, tentunya juga mempunyai tradisi keagamaan. Salah satunya tradisi peringatan maulid nabi. Tradisi maulid nabi bermaksud untuk mengingatkan kembali akan Nabi Muhammad saw. Sehingga dari tradisi peringatan maulid nabi tersebut, diharapkan bisa mewarisi akhlak nabi Muhammad saw.
Salah satunya dengan cara bershalawat seperti Allah dan para malaikat berṣolawat kepada nabi. Bagi masyarakat Kaliwungu memperingati maulid nabi merupakan hal yang sangat sayang jika dilewatkan. Sebagai bentuk penghormatan kepada nabi dan sebagai rasa syukur kepada Allah swt, masyarakat Kaliwungu memperingati maulid nabi dengan tradisi weh-wehan.
Tradisi weh-wehan dalam perspektif teologi, dipandang bukan sebagai tradisi yang melenceng dari ajaran agama Islam, sehingga boleh untuk dilakukan. Bahkan tradisi tersebut sangat dianjurkan, karena dalam tradisi tersebut banyak akan kebaikanya.
Salah satunya merupakan implikasi tentang keutamaan sodaqoh di bulan maulid. Dikatakan utama, karena nilai sodaqoh disini dilakukan pada waktu yang spesial, yaitu pada hari kelahiran Rasulullah saw. Sehingga para ulama sangat menganjurkan kepada umat muslim untuk memperbanyak sodaqoh terutama di bulan maulid.
Tradisi weh-wehan dimata masyarakat, tidak terdapat unsur memberatkan, karena tidak ada patokan dan paksaan dalam memberinya. Hal lain yang menarik dalam tradisi weh-wehan adalah pelaku penghantar makanannya lebih diutamakan anak kecil.
Video Tradisi Weh-wehan Pembukaan dan Doa Bersama di SMKn 4 Kendal

