-->


Sekilas "The Siswanto Institute" "The Siswanto Institute" ini sebagai tempat kajian, curah rasa dan pemikiran, wahana urun rembug dan berbagi praktik baik. Memuat isue strategis aktual dan faktual, baik lingkup nasional, regional, maupun global. Berhubungan dengan dunia Pendidikan, Politik, Agama, Sains dan Teknologi, Pembelajaran, Bisnis-Kewirausahaan, Opini, Merdeka Belajar dan pernak-perniknya. Pembahasan dan informasi terutama dalam Pendidikan Vokasi-SMK dan contain lainnya. Selamat berbagi dan menikmati sajian kami. Menerima masukan, kritik, sumbangsih tulisan artikel dan pemikiran, semoga bermanfaat.

Tujuh Cara Berbicara yang Membuat Orang Lain Langsung Suka

- August 06, 2025
advertise here
advertise here


Tujuh Cara Berbicara yang Membuat Orang Lain Langsung Suka

Oleh : Dr. Drs. Bahrodin, M.M.Pd.

Bukan wajah atau status sosial yang bikin kamu disukai, tapi caramu berbicara. Penelitian dari Harvard menunjukkan bahwa ketika seseorang merasa “didengar”, otak mereka melepaskan dopamin zat kimia yang membuat mereka merasa bahagia dan nyaman. Itu sebabnya, orang yang pandai berbicara dengan cara yang tepat cenderung lebih mudah membangun koneksi, disukai, bahkan dipercaya.

Namun, banyak yang keliru mengira bahwa berbicara itu hanya soal kata-kata. Padahal, seni berbicara lebih dekat ke psikologi daripada ke tata bahasa. Buku How to Talk to Anyone karya Leil Lowndes, dan Captivate karya Vanessa Van Edwards menjelaskan bahwa keterampilan berbicara yang membuat orang suka sebenarnya bisa dilatih dan bukan bawaan lahir.

Contoh sederhananya begini: dua orang datang ke sebuah pesta. Yang satu ramah tapi mendominasi obrolan. Yang satu lagi tahu kapan bertanya, tahu kapan diam, dan memberi ruang untuk orang lain bersinar. Siapa yang lebih disukai? Jelas yang kedua. Karena simpati tidak datang dari kesan “pintar bicara”, tapi dari “bisa bikin nyaman”.

Berikut tujuh cara berbicara yang membuatmu langsung disukai sejak kata pertama.

1. Tanyakan Hal yang Membuka Diri, Bukan Sekadar Basa-basi

Daripada bertanya “Kerja di mana?”, cobalah “Apa yang paling kamu suka dari pekerjaanmu?” Menurut Captivate oleh Vanessa Van Edwards, pertanyaan yang membuat orang menceritakan nilai atau perasaannya lebih ampuh membangun kedekatan ketimbang pertanyaan faktual. Ini membuat percakapan terasa manusiawi, bukan formalitas.

2. Gunakan Cermin Emosi, Bukan Cuma Bahasa Tubuh

Dalam The Like Switch karya Jack Schafer, ada teknik yang disebut “mirroring” meniru postur tubuh lawan bicara untuk membangun keakraban. Tapi bentuk yang lebih dalam adalah mencerminkan emosi. Saat lawan bicara antusias, kamu ikut bersemangat. Saat ia bercerita soal kegagalan, kamu menunjukkan empati. Ini menciptakan rasa ‘nyambung’ yang tak bisa dipalsukan.

3. Cerita Diri dengan Cara yang Rentan tapi Terkontrol

Menceritakan sedikit kelemahan atau momen lucu dari masa lalu membuatmu terasa manusiawi. Dalam Talk Like TED oleh Carmine Gallo, disebutkan bahwa audiens lebih menyukai pembicara yang berani membuka diri, karena itu membangun kepercayaan. Tapi ingat, buka diri secukupnya, jangan curhat panjang sampai bikin orang tidak nyaman.

4. Ulang Kata Penting dari Lawan Bicara Secara Halus

Misalnya saat seseorang berkata, “Saya lagi belajar masak makanan Jepang.” Kamu bisa jawab, “Oh iya? Makanan Jepang tuh tricky ya. Apa yang paling susah menurutmu?” Dengan mengulang sebagian kata mereka, kamu menunjukkan bahwa kamu benar-benar mendengarkan. Teknik ini disebut verbal backtracking, dan terbukti efektif dalam riset komunikasi empatik.

5. Hindari Menyela dengan Cerita Versimu Sendiri

Salah satu bentuk ego yang paling tersembunyi adalah menyela orang dengan cerita serupa milik kita. Dalam You’re Not Listening oleh Kate Murphy, dijelaskan bahwa kebutuhan untuk “nyambung” seringkali justru membuat kita jadi pengganggu. Orang ingin didengarkan, bukan dikalahkan dalam cerita.

6. Gunakan Nada Suara Naik Turun, Bukan Datar atau Terlalu Aktif

Nada suara yang terlalu datar bisa membuatmu terdengar bosan, sementara nada terlalu tinggi membuatmu terdengar memaksa. Dalam Presence oleh Amy Cuddy, nada suara disebut sebagai “pembawa pesan bawah sadar”. Orang lebih percaya dan nyaman pada suara yang tenang, hangat, dan punya irama yang tidak monoton.

7. Akhiri Obrolan dengan Sentuhan Pribadi

Misalnya, “Ngobrol sama kamu bikin sore ini berasa lebih ringan.” Kalimat seperti ini punya efek jangka panjang. Menurut studi dari Journal of Social and Personal Relationships, penutup percakapan yang emosional meninggalkan kesan lebih dalam dibanding pembuka yang mengesankan.

Berbicara bukan cuma soal apa yang keluar dari mulut, tapi apa yang ditinggalkan di hati lawan bicara. Dan itu bisa dilatih tanpa harus menjadi ekstrovert, tanpa harus jadi pembicara ulung.

Kalau kamu merasa pernah ngobrol dan langsung disukai, atau sebaliknya, pernah membuat orang menjauh tanpa tahu sebabnya, mungkin salah satu dari tujuh cara di atas bisa jadi jawabannya.

Tulis di kolom komentar, poin mana yang paling ingin kamu latih.

Dan share ke temanmu yang kamu tahu butuh upgrade cara bicaranya mungkin dia nggak sadar, selama ini caranya bikin orang ilfeel.#ES



Advertisement advertise here

Promo Buku

Promo Buku
Bunga Rampai Pemikiran Pendidikan

Supervisi Pendidikan

Pengembangan Kebijakan Pendidikan

Logo TSI

Logo TSI
Logo The Siswanto Institue
 

Start typing and press Enter to search