-->


Sekilas "The Siswanto Institute" "The Siswanto Institute" ini sebagai tempat kajian, curah rasa dan pemikiran, wahana urun rembug dan berbagi praktik baik. Memuat isue strategis aktual dan faktual, baik lingkup nasional, regional, maupun global. Berhubungan dengan dunia Pendidikan, Politik, Agama, Sains dan Teknologi, Pembelajaran, Bisnis-Kewirausahaan, Opini, Merdeka Belajar dan pernak-perniknya. Pembahasan dan informasi terutama dalam Pendidikan Vokasi-SMK dan contain lainnya. Selamat berbagi dan menikmati sajian kami. Menerima masukan, kritik, sumbangsih tulisan artikel dan pemikiran, semoga bermanfaat.

Bagaimana Memahami Tulisan Opini, Bolehkah Minta Dihapus bagi yang Tidak Satu Opini?

- October 18, 2020
advertise here
advertise here

 

dokpri

Menulis opini tidak hanya merangkai kata, tetapi juga menyebarluaskan gagasan dan ilmu pengetahuan. Menulis Opini tak hanya berisi pendapat, namun juga bisa hasil riset sebagai penguat argumentasi penulis. Dalam menulis opini hendaknya sesuai bidang yang dikuasai atau di ketahuinya, agar kelayakan tulisan tersebut bisa diakui masyarakat.

Setiap orang tidak bisa langsung menjadi penulis opini yang kompeten, perlu banyak belajar dan latihan agar bisa menulis opini yang baik dan benar. latihan terus, dan jam terbang sangat mempengaruhi sebuah tulisan Opini. Jika ingin belajar cara menulis opini yang handal, ada beberapa trik cara yang perlu diketahui

Dalam Tempo Institut.ID ada enam trik yang harus diketahui penulis pada saat menulis opini.

Pertama, pengetahuan terkait bidang. Pengetahuan akan bidang atau masalah yang menjadi topik tulisan sangatlah penting untuk dimiliki penulis opini. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, penulis perlu ahli dalam bidang yang menjadi topik tulisan agar masyarakat mengakui kelayakannya. Tulisan tersebut akan lebih mudah dipercayai masyarakat karena penulis dinilai memiliki otoritas. Coba bayangkan seorang ahli kehutanan menulis opini terkait bidang politik. Masyarakat akan lebih memercayai tulisan tentang politik yang memang ditulis oleh ahli politik.

Kedua, ada Ide atau gagasan. Ide adalah hal mendasar dalam penulisan opini. Ide bisa Anda dapatkan kapanpun dan dimanapun, bisa dari buku, berita, lingkungan kerja, dan lain-lain. Pengembangan terhadap ide pun harus dilakukan. Satu ide bisa dikembangkan menjadi beberapa judul untuk tulisan opini Anda.

Ketiga, argumentasi. Penulis menjadi poin penting dalam tulisan opini. Jika tulisan opini sesuai dengan bidang yang Anda kuasai, argumentasi bisa dilakukan dengan mudah. Hal tersebut bisa terjadi karena Anda memahami hal-hal terkait apa yang dimuat dalam tulisan. Pembaca pun bisa menilai seberapa tinggi pengetahuan Anda dari argumentasi yang dibuat.

Keempat, teknik penulisan. Teknik penulisan opini berbeda-beda, sesuai dengan tempat dipublikasikannya. Contohnya adalah di media massa. Pembaca media massa cenderung tidak suka tulisan panjang dan bahasa yang rumit. Oleh karena itu, tulisan opini jangan dibuat terlalu panjang dan bertele-tele. Gunakanlah bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna.

Kelima, pengetahuan bahasa. Jika tulisan Anda ingin dimengerti oleh banyak orang, gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti. Jangan sampai Anda menggunakan bahasa-bahasa ilmiah agar terkesan keren, tetapi tidak banyak pembaca yang mengerti. Jangan lupa memerhatikan setiap kalimat yang Anda tulis agar efektif, dari segi jumlah kata, tanda baca, dan lain-lain.

Keenam, pengetahuan tentang media massa. Setiap media massa memiliki ciri dan fokus yang berbeda. Hal tersebut perlu Anda perhatikan pada saat menentukan tempat publikasi tulisan opini. Cari media massa yang pemberitaan dan pembawaannya sesuai dengan tulisan opini Anda. Tetapi, ada juga media massa yang menerima tulisan opini dalam bidang apapun.

Sebuah tulisan mencerminkan ide dan gagasan penulisnya. Hak prerogfatif dan otoritatif ada pada  penulisnya. Apabila ada sesuatu dengan tulisan itu, silahkan diklarifikasi baik dengan menghubungi si penulis, maupun dengan menulis opini sendiri, membalas tulisan tersebut.

Seringkali ada beberapa yang perlu diklarifikasi kepada penulisnya. Sebagai sebuah tulisan mencerminkan kegundahan masing-masing orang. Tulisan sekalipun itu kritik mesti berimbang, antara fakta, opini, dan dasar teori yang dibangun.

Lalu bagaimana jika dalam tulisan ada yang keberatan. Itu sebenarnya hak siapapun mau menerima atau tidak menerima sebuah tulisan seseorang. Asal tidak dalam fitnah, ghibah, bullying, kekerasan dan yang lainnya tanpa kebenaran. Sesungguhnya tulisan tersebut pembaca sendiri yang akan menilainya.

Dalam jurnalisme tulisan dibalas dengan tulisan. Jika ada yang keberatan, bisa ada counter opini. Si penulis tak perlu menarik tulisan. Atau juga bisa, penulis menuliskan terusan dari tulisan tersebut dengan memberikan semacam pelengkap, tambahan apabila ada fakta dan opini baru. Jadi tak sekedar minta hapus tulisan dari opini itu.

Advertisement advertise here

Promo Buku

Promo Buku
Bunga Rampai Pemikiran Pendidikan

Supervisi Pendidikan

Pengembangan Kebijakan Pendidikan

Logo TSI

Logo TSI
Logo The Siswanto Institue
 

Start typing and press Enter to search