-->


Sekilas "The Siswanto Institute" "The Siswanto Institute" ini sebagai tempat kajian, curah rasa dan pemikiran, wahana urun rembug dan berbagi praktik baik. Memuat isue strategis aktual dan faktual, baik lingkup nasional, regional, maupun global. Berhubungan dengan dunia Pendidikan, Politik, Agama, Sains dan Teknologi, Pembelajaran, Bisnis-Kewirausahaan, Opini, Merdeka Belajar dan pernak-perniknya. Pembahasan dan informasi terutama dalam Pendidikan Vokasi-SMK dan contain lainnya. Selamat berbagi dan menikmati sajian kami. Menerima masukan, kritik, sumbangsih tulisan artikel dan pemikiran, semoga bermanfaat.

Pseudoscience dalam Tinjauan Filsafat Empiris

- October 18, 2020
advertise here
advertise here

 


Pernahkah mendengar Pseudoscience? sesuatu yang dianggap ilmu, karena telah diyakini keumumannya, namun sesungguhnya belum memenuhi persyaratan sebagai ilmu. Kenapa? karena masih sebagai sebuah pemikiran yang berdasar atas teori-teori  yang mengedepan sebuah ide saja. Sementara ide-ide tersebut bukanlah sebuah ide yang memenuhi karakteristik dalam teori keilmuan.

Meskipun demikian Pseudoscience dapat menjadi science, apabila kedepannya memenuhi karakteristik dalam teori ilmu. Contohnya: Big Bang Theory, Black Holes, Cosmology, Electromagnetic fields, Psychiatry, Germ theory, Meteors, Tides in Connection with the Moon. Contoh ini yang semula dianggap sebagai Pseudoscience namun dalam perkembangannya sekarang sudah dianggap sebagai  science.

Fenomena Pseudoscience, berkembang dalam maasyarakat kita seperti : Acupuncture Theory, Modern Astrology, Quantum mysticism, Ufology, Mozart Effect, Urban Legends about the mind, Telepathy, Pyramidology, Perpetual motion, Hollow Earth, sampai ke Corp Circle. Kali ini kita akan membahas Pseudoscience pada Corp Circle dalam tinjauan filsafat empiris dari segi Ontologi, Epistimologi dan aksiologi.

Untuk membahas fenomena Corp Circle, terlebih dahulu kita memahami apa arti kata-kata tersebut. Ontologi, merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani, dengan tokohnya  Thales, Plato, dan Aristoteles. Ontologi membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret (terlihat), maupun non kongkrit (tidak nampak) namun ada dan bisa dirasakan. 

Pertama, Ontologi adalah pengetahuan tentang "What" apa itu? memandang tentang segala sesuatu. Membicarakan substansi ilmu dengan realitas zat atau materi baik yang bisa iindera maupun tidak.

Sebagai contoh pernah ramai perbincangan tentang fenomena crop circle. Banyak orang berpendapat dan percaya sebagai "buatan Makhluk Luar angkasa" atau biasa disebut UFO.  Terbentuk secara misterius, umumnya terjadi di area ladang tanaman, sering kali muncul hanya dalam waktu semalam. 

Mengacu pada asal-usulnya, maka istilah "lingkaran tanaman" ini masih dipertahankan. Seringkali dikait-kaitkan dengan isu Benda Terbang Aneh (Beta) atau UFO, atau juga makhluk luar angkasa. Benarkah itu? Bagaimana sesungguhnya kajian fenomena  Crop Circle, dalam tinjauan ontologisnya?. 

Hemat penulis, seperti apa fenomena Crop circles dalam tinjuan ontologis, adalah sebuah fenomena benar keberadaanya dan pernah terjadi sebagai "lingkaran tanaman" dengan suatu pola teratur yang terbentuk secara misterius di area ladang tanaman. Fenomena crop circle pertama kali ditemukan di Inggris pada akhir 1970, berbentuk pola lingkaran sederhana. Setelahnya, pola tersebut kini cenderung bertambah rumit dan tidak terbatas hanya pada bentuk lingkaran. 

Kedua, Epistemologi adalah pengetahuan tentang "Why" mengapa, berkaitan dengan proses, kenapa bisa terjadi. Dalam bahasa Yunani, epistm, artinya "pengetahuan". Epistemologi melihat tentang hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan rasionalitas keyakinan. Banyak perdebatan dalam epistemologi berpusat pada empat bidang: (1) analisis filsafat terkait hakikat dari pengetahuan dan bagaimana hal ini berkaitan dengan konsep-konsep seperti kebenaran, keyakinan, dan justifikasi, (2) berbagai masalah skeptisisme, (3) sumber-sumber dan ruang lingkup pengetahuan dan justifikasi atas keyakinan, dan (4) kriteria bagi pengetahuan dan justifikasi.  

Hemat penulis, Corp Circle dalam tinjauan Epistemologi, cara memperoleh pengetahuan tersebut pada fenomena Corp Circle, pernah terjadi di daerah persawahan di Gunung Suru, Jogotirto, Berbah, di Sleman. Terjadi pada hari Minggu tanggal 23 Januari 2011 pukul 17.00 WIB, muncul lambang misterius berdiameter 60 meter yang dicurigai terkait dengan isu Beta atau makhluk luar angkasa yang dikenal dengan sebutan lingkaran tanaman atau crop circle . Lingkaran tanaman di ladang tersebut diyakini sebagai kejadian fenomena lingkaran tanaman yang pertama di Indonesia. 

Warga sekitar meyakini lambang tersebut adalah simbol pendaratan pesawat Beta dari planet lain, benarkah? boleh percaya, boleh tidak. Sebagian penduduk  juga percaya  tentang pesawat makhluk asing, termasuk kesaksian dari warga sekitar, akan penyebab fenomena tersebut. Sebagian menyebut disebabkan Sutet (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) milik PLN, maupun sebuah angin puting beliung terlihat naik turun di ladang tersebut dan membentuk lambang misterius tersebut.

Ketiga, Aksiologi adalah pengetahuan tentang bagaimana, untuk apa kemanfaatan dari suatu ilmu. Sebagai cabang filsafat ilmu aksiologi mempertanyakan bagaimana manusia memanfaatkan dan menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin di capai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu ilmu pengetahuan. Aksiologi berasal dari kata Yunani : axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai. Asal pemikiran Aksiologi, berfikir bagaimana kebermanfaatan dari suatu ilmu.

Hemat penulis corp circle dalam tinjauan aksiologi dapat dijelaskan bahwa lingkaran tanaman tidak disebabkan UFO, melainkan buatan manusia. Terbukti banyak fenomena sama di banyak negara lain membuktikan bahwa lingkaran tanaman adalah rekayasa buatan yang tujuannya dapat sebagai karya seni, komersial, maupun hanya lelucon kreatif. Meski pola yang digambarkan lingkaran tanaman terkadang terlihat rumit dan susah, banyak orang yang membuat lingkaran tanaman di berbagai negara-negara lain. Lingkaran tanaman tersebut adalah buatan manusia dan bukan fenomena antariksa.

Hal ini dapat dibuktikan dengan Setelah munculnya lingkaran tanaman di Sleman tersebut, seorang mahasiswa UGM Yogyakarta mengaku bahwa dia dan enam temannya dari Fakultas MIPA dan Ilmu Pertanian UGM adalah pelaku pembuat lingkaran tanaman di Sleman. Pengakuan tersebut muncul lewat situs studentmagz.com pada tanggal 25 Januari 2011. Wallahu Alam Bi Ashowab...

Advertisement advertise here

Promo Buku

Promo Buku
Bunga Rampai Pemikiran Pendidikan

Supervisi Pendidikan

Pengembangan Kebijakan Pendidikan

Logo TSI

Logo TSI
Logo The Siswanto Institue
 

Start typing and press Enter to search