-->


Sekilas "The Siswanto Institute" "The Siswanto Institute" ini sebagai tempat kajian, curah rasa dan pemikiran, wahana urun rembug dan berbagi praktik baik. Memuat isue strategis aktual dan faktual, baik lingkup nasional, regional, maupun global. Berhubungan dengan dunia Pendidikan, Politik, Agama, Sains dan Teknologi, Pembelajaran, Bisnis-Kewirausahaan, Opini, Merdeka Belajar dan pernak-perniknya. Pembahasan dan informasi terutama dalam Pendidikan Vokasi-SMK dan contain lainnya. Selamat berbagi dan menikmati sajian kami. Menerima masukan, kritik, sumbangsih tulisan artikel dan pemikiran, semoga bermanfaat.

Inovasi Pembelajaran “Model Six Process TF-6M”

- May 10, 2023
advertise here
advertise here

 



I.    Latar belakang Situasi

Belajar bentuk kegiatan yang akan merubah perilaku menjadi lebih baik. Data empiris menunjukkan kondisi siswa cenderung pasif saat pembelajaran praktik di bengkel. Harapan pembelajaran praktik berpusat pada siswa (student centre) belum berjalan. Salah satu masalahnya siswa kurang aktif dan antusias mengikuti praktik. Akibatnya penguasaan kompetensi kurang.

Pada pembelajaran praktik Produktif Tune Up Electronik Fuel Injection (EFI) dengan model Six Process Technician Toyota dengan Pendekatan Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) pada Siswa Kelas XII TKRO1 di SMK Negeri 4 Kendal. Menuntut siswa untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif. Diperlukan Pembelajaran model “Six Process TF-6M”.

Mengapa praktik baik ini penting dibagikan? sebagai sebuah model, praktik ini mengkolaborasikan enam langkah (Six Process) Technician Toyota, meliputi : (1) Maintenance Reminder & Appointment, (2) Appointment Preparation & Part, (3) Reception, (4) Production (Process Perbaikan Kendaraan), (5) Delivery (Process Penyerahan Kendaraan Service) dan (6) PSFU (Process Service Follow UP). Dikolaborasikan dengan pendekatan TF-6M, yang meliputi : (1) Menerima pesanan, (2) Menganalisis pesanan, (3) Menyatakan Kesiapan Mengerjakan Pesanan, (4) Mengerjakan Pesanan, (5) Melakukan Quality Control, dan (6) Menyerahkan Pesanan.

Peran dan tanggung jawab sebagai guru/instruktur praktik, bertanggung jawab atas pelaksanaan model “Six Process TF-6M”. Agar pembelajaran lebih aktif, kreatif dan inovatif. Praktik di bengkel menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. 

II.     Tantangan

Apa tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?, dari analisis hasil kajian, wawancara dan literature, penyebab yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain :

Tanggapan yang kurang menyenangkan dari Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA). SMK dianggap belum menyesuaikan kebutuhan industri. Praktik belum efektif dalam meningkatkan kompetensi. Siswa tidak fokus, tidak aktif dan tidak antusias mengikuti pembelajaran praktik.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar menurut Syah (2010) yaitu, bisa dari faktor internal dan eksternal siswa. Internal siswa seperti : kondisi fisik, minat, kemampuan, dan intelegensia. Eksternal siswa seperti : kondisi bengkel, pencahayaan, ventilasi, sarana prasarana, alat dan bahan peraga. Jika kurang menarik sehingga pembelajaran praktik monoton. Tidak menggugah minat siswa, akibatnya pembelajaran praktik kurang optimal.

Kesimpulan dari tantangan diatas, guru harus dapat “berinovasi" mengkondisikan pembelajaran praktiknya dengan baik. Seperti menerapkan model menggunakan media, membuat suasana pembelajaran menantang, bermakna, dan menyenangkan, serta mengajak siswa kreatif, aktif dan inovatif. Salah satunya dengan model “Six Process TF-6M” 

III.    Aksi :

Langkah, strategi, bagaimana prosesnya dan sumberdaya atau materi untuk mengatasi tantangan diatas, dengan meningkatkan kepercayaan IDUKA lewat pembelajaran praktik. Diawali dengan konsultasi kepada Kepala Sekolah dan bagian kurikulum lewat jurusan untuk pelaksanaan pembelajaran praktik agar lebih menarik dengan memenuhi kebutuhan alat peraga dan media pembelajaran praktik sesuai kebutuhan.

Strategi yang digunakan, dengan merancang pembelajaran yang inovatif dengan model Six Process, meliputi : (1) Maintenance Reminder & Appointment, (2) Appointment Preparation & Part, (3) Reception, (4) Production (Process Perbaikan Kendaraan), (5) Delivery (Process Penyerahan Kendaraan Service) dan (6) PSFU (Process Service Follow UP). Dikolaborasikan dengan pendekatan TF-6M, meliputi : (1) Menerima pesanan, (2) Menganalisis pesanan, (3) Menyatakan Kesiapan Mengerjakan Pesanan, (4) Mengerjakan Pesanan, (5) Melakukan Quality Control, dan (6) Menyerahkan Pesanan. Prosesnya, pelaksanaan pembelajaran praktik, siswa dibagi menjadi enam kelompok/pos.

Kelompok I, mengerjakan (Maintenance Reminder & Appointment/Menerima pesanan). Kelompok 2, mengerjakan  Appointment Preparation & Part/Menganalisis pesanan. Kelompok 3, mengerjakan Reception/Menerima Pesanan. Kelompok 4, mengerjakan Production (Process Perbaikan Kendaraan)/Mengerjakan Pesanan. Kelompok 5, Penyerahan Kendaraan Service)/Menyerahkan kendaraan/pesanan. Kelompok 6, Process PSFU (Process Service Follow UP) atau pelayanan umpan balik/keluhan pelanggan.

Begitu terus bergilir setiap pertemuan. Dengan dibuat video, dan diupload di medsosnya masing-masing. Untuk guru dibagikan melalui platform merdeka mengajar. Orang tua, masyarakat, industri, komponen sekolah,  dapat mengakses video yang menggambarkan process pembelajaran inovatif yang telah dirancang sebelumnya.

Yang terlibat pada kegiatan ini, siswa sebagai sentral dalam Proses pembelajaran Praktik EFI  Kelas XII TKRO1. Guru sebagai fasilitator dan katalisator (Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd), Suharto, S.Pd. M.Pd. sebagai Kepala Sekolah. Hendrawan Harjuno, S.Pd. sebagai Ketua Jurusan TKRO. Taufiq Hidayatanto, S.Pd sebagai rekan sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini dengan pendokumentasian pembelajaran praktik di bengkel.

Sumber daya yang diperlukan, Modul Ajar Praktik EFI Kelas XII TKRO. Sarana dan prasarana seperti ; Mobil Avansa Injeksi 2014, Scanner (EMS), Laptop, LCD dan proyektor, handphone, papan tulis beserta alat tulisnya, LKPD, Ruang bengkel. 

IV.   Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi diatas? Langkah-langkah apa yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan? Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

Dampak dari aksi, siswa yang pada awalnya tidak bersemangat menjadi bersemangat dalam belajar praktik, siswa yang kurang aktif menjadi aktif dan antusias. Semula siswa diam menjadi berani menyampaikan pendapat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil angket yang dibagikan setelah pembelajaran praktik.

Dengan adanya rancangan model pembelajaran praktik inovatif menggunakan media kongkrit mempermudah siswa untuk memahami materi. Timbulnya kepercayaan diri guru dalam mengembangkan kemampuan untuk berinovasi dalam pembelajaran. Menggugah guru untuk mengembangkan kemampuan menyusun perangkat pembelajaran. Orang tua, kepala sekolah, serta rekan sejawat menjadi lebih bersemangat untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran.

Hasil penilaian awal dan proses yang diperoleh dari LKPD siswa pada awalnya didapatkan prosentase ketuntasan 50 % menjadi 88% yang diperoleh dari data analisis evaluasi pembelajaran. Tingkat keaktifan siswa menunjukkan peningkatan yang didapatkan dari hasil analisis angket siswa diawal yaitu dari 67% menjadi 90% diakhir, menunjukkan respon yang positif dalam keaktifan belajar.

Keefektifan model “Six Process TF-6M” yang didalamnya diimplementasikan kegiatan servis berkala kendaraan ringan dinilai efektif dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Hal tersebut menunjukan dampak positif dari kegiatan Six Process TF-6M dan diskusi agar siswa tidak jenuh saat belajar praktik, disbanding kondisi sebelumnya yang cenderung kurang semangat dan lebih sering bermain HP. Implementasi pembelajaran model “Six Process TF-6M” mendapatkan respon positif dari siswa, hal tersebut tampak dari antusiasnya siswa saat pembelajaran baik itu bertanya maupun mengemukakan pendapat.

Selain respon positif dari siswa, orang tua serta Kepala Sekolah memberi respon positif setelah menonton unggahan praktik pembelajaran. Keberhasilan dari praktik ini tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi keberhasilan aksi : Persiapan guru untuk pembelajaran, RPP, media, bahan ajar, LKPD maupun instrumen penilaian.

Adanya dukungan orang tua, rekan guru, kepala sekolah dan stake holder lainnya. Siswa lebih bersemangat dan aktif terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran terasa berjalan begitu cepat karena mereka menikmati prosesnya. Siswa lebih mudah memahami praktik langsung. Mengkonstruksi pengetahuannya melalui pembelajaran menantang, bermakna, dan menyenangkan. Pembelajaran berpusat peseta didik terlaksana dengan baik.

Langkah-langkah yang dilakukan : menanyakan refleksi secara langsung maupun menggunakan angket refleksi pembelajaran. Hasilnya efektif, karena peserta didik menjadi bersemangat dan memilih menggunakan metode seperti itu. Siswa mampu memahami dengan baik dari tema pembelajaran yang diberikan.

Respon orang lain : guru lain merespon dengan baik, dan penasaran seperti apa perancangan kegiatan pembelajarannya. Faktor keberhasilan : Persiapan bahan dan media pembelajaran yang baik penjelasan strategi pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai kepada siswa kontrol monitoring oleh fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Dukungan kepala sekolah dan teman sejawat.

Faktor Penghambat : Media/alat bahan yang ada kurang sesuai dengan spek Toyota, belum semua menerapkan model “Six Process TF-6M”. Pembelajaran dari keseluruhan proses, pembelajaran lebih tertib dan terstruktur. Terutama mengenai pemilihan pendekatan, model pembelajaran, metode, serta media yang akan digunakan, harus lebih variatif serta inovatif.

Model “Six Process TF-6M”, sebagai model pembelajaran kontruksivisme dapat meningkatkan fokus belajar siswa, pembelajaran lebih terstruktur terutama dalam mengkonstruksi pembelajaran praktik. Pemberian materi melalui aktifitas bermain dan belajar memberikan pengetahuan baru bagi siswa, bahwa pembelajaran juga dapat diberikan melalui berbagai cara, tidak monoton di dalam bengkel dengan ceramah. Siswa juga menjadi terbiasa berfikir untuk memecahkan masalah (menganalisis contoh yang diberikan) baik melalui internet atau media pembelajaran lainnya.

Adapun Video Praktik Baik Inovasi Pembelajaran "Six Process TF-6M" bisa di lihat dibawah ini: 



#KurikulumMerdeka #MerdekaBelajar
#PembelajaranBerkualitasBagiSemua


Advertisement advertise here

Promo Buku

Promo Buku
Bunga Rampai Pemikiran Pendidikan

Supervisi Pendidikan

Pengembangan Kebijakan Pendidikan

Logo TSI

Logo TSI
Logo The Siswanto Institue
 

Start typing and press Enter to search